Cerita dari siswa di Jakarta Selatan memulai sekolah kelas

Siswa di SMKN 15 Jakarta Selatan saat ini melakukan pembelajaran tatap muka secara terbatas. Bagaimana reaksi para siswa?

Salah satu siswa, Yuliana, 17, mengaku masih takut karena harus sekolah di tengah pandemi virus corona (COVID-19). Sebab, menurutnya, kasus orang yang terpapar virus COVID-19 di Jakarta belum menunjukkan penurunan.

Cerita-dari-siswa-di-Jakarta-Selatan-memulai-sekolah-kelas

“Tetap saja masih takut. Pasti takut. Juga jumlahnya semakin banyak.

Angka kesembuhannya masih banyak, tetapi lebih rendah dari angka yang terkena. Jadi saya masih sedikit takut,” kata Putri saat berada di SMK 15 ditemui Jakarta, Jakarta Selatan, Rabu (3/7/2021).
Baca juga:
Kelas Sekolah Hanya 2 Jam, 15 Siswa SDN Cipete Utara Langsung Pulang

Meski begitu, Yuliana memilih sekolah tersebut karena merasa pembelajaran online tidak efektif. Ia tidak khawatir karena protokol kesehatan COVID-19 di sekolah diterapkan dengan cukup ketat.

“Jawabannya bisa untuk membantu siswa yang sudah lama ingin sekolah dan merasa home learning tidak efektif,” ujarnya.

Siswa lainnya, Naura (16), senang bisa kembali bersekolah.

Meski takut, dia merasa belajar jauh lebih efektif jika dilakukan secara tatap muka.

“Saya senang kakak, karena saya bisa lebih memahami materi. Ada sedikit (takut),” kata Naura.
Baca juga:
Pada hari pertama kehadiran di SMK 15 Jakarta, jumlah siswa di kelas dibagi dua

“Saya kurang paham karena kita hanya bisa membaca materi saja. Kemudian penjelasannya tidak terlalu lengkap, seperti offline,” lanjutnya.

Terakhir, siswi bernama Putri, 16 tahun, menuturkan bahwa pembelajaran dilakukan dengan menjaga jarak aman di setiap kursi. Dia bahkan mengatakan sekolah melarang siswa melepas masker selama kelas.

“Ada jarak sosial. Sebelum saya masuk ke dalam, saya mencuci tangan dan bahkan tidak diizinkan

melepas topeng saya. Sebelum masuk kelas, saya disuruh cuci tangan saat naik tangga, saya disuruh menjauh dan tidak boleh berada di sekitar teman. Lalu aku memasuki kelas dan duduk terpisah, agak jauh. “jelasnya.
Baca juga:
Pada hari pertama kelas sekolah ada kelas dengan 9 siswa di SMKN 6 Jakarta. ditempati

Seperti diketahui, DKI Jakarta hari ini melakukan kajian terbatas pada pengajaran tatap muka. Sebanyak 85 sekolah dari SD hingga SMA ambil bagian dalam proyek percontohan ini.

“Ternyata dari 100 sekolah percontohan yang tersisa 85 sekolah SD, SMP, SMA, dan SMK,” kata Kepala Humas Dinas Pendidikan Taga Raja saat dihubungi, Selasa (6/4).

Puluhan sekolah penyelenggara tes pembelajaran pribadi tersebar di lima kelurahan di DKI Jakarta. Secara spesifik terdapat 1 sekolah di Kepulauan Seribu, 25 sekolah di Jakarta Selatan, 25 sekolah di Jakarta Timur, 10 sekolah di Jakarta Pusat, 18 sekolah di Jakarta Barat dan 6 sekolah di Jakarta Utara.

 

Lihat Juga :

gb whatsapp

gb whatsapp

gb whatsapp

gb whatsapp

gb whatsapp